Sharing Liputan Library bersama Mahasiswa/i Ilmu Perpustakaan UIN SU
Wavy Tail

Selasa, 17 Mei 2016



BUDAYAKAN MEMBACA DAN MENCINTAI AL-QUR’AN

wahyu yang pertama diterima Nabi Muhammad Saw. Adalah lima ayat pertama dari surat Al-‘Alaq, yaitu sebagai berikut:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah meciptakan dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS Al-‘Alaq [96]: 1-5)[1][1]
DR.Abdul Halim Mahmud (1997) menjelaskan bahwa ayat tersebut mengandung perintah untuk membaca sebagai perantara untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Berkaitan dengan perintah membaca seperti disebutkan dalam kandungan atau isi dari surat Al-‘Alaq, Prof. Dr. M. Quraish Shihab(1997) menyatakan bahwa Iqra’ atau perintah membaca adalah kata pertama dari wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad Saw. Kata (membaca) ini sedemikian pentingnya sehingga diulang dua kali dalam rangkaian wahyu pertama.[2][2]
dalam ayat tersebut dapat kita maknai bahwa Allah menyuruh Rasulullah untuk senantiasa membaca. Karena dengan membaca adalah jembatan kita menuju ilmu pengetahuan yang lebih luas. Allah langsung memerintahkan Muhammad selaku Rasulnya dan kita sebagai pengikut serta mengaku umatnya Nabi Allah maka hendaklah kita juga membudayakan kebiasaan membaca untuk menuju kepada kehidupan yang lebih baik. Tidak hanya itu dalam surah Al-Mujadalah ayat 11, Allah Swt. Berfirman sebagai berikut:
...Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantara mu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Swt. Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Mujadilah [58]: 11)
Tampak jelas bahwa dalam al-quran banyak ayat yang menganjurkan kita unuk membaca serta menuntut ilmu, karena dengan itulah bekal kita baik didunia dan diakhirat kelak. disini kami lebih meouskan kepada membaca, tapi bukan membaca yang biasa kita lakukan membaca buku, novel, cerpen, dan lain sebagainya membaca disini kami fokuskan kepada membaca ayat suci al-qur'an sendiri banyak kalangan muda yang masih buta akan bacaan al-qur'an yang baik dan benar miris bukan namun itulah kenyataan yang terjadi pada saat sekarang ini. banyak orang membaca kitab suci hanya sekedar pandai membaca namun ketika ditanya hukum bacaan yang sedang ia baca banyak yang belum mengetahui. dari keadaan yang kami lihat sekarang kami berinisiatif membuka kelompok kerja penyedia jasa les guru ngaji untuk kalangan anak-anak sampai remaja. yang pasti guna membentuk kader-kader islam yang mengerti akan islam dan mampu memperaktekkan membaca al-qur'an dengan benar menurut hukum tajwid yang telah diatur. sya’ir islami berkumandang “belajar diwaktu kecil bagai mengukir diatas batu, belajar sesudah dewasa bagaikan mengukir diatas air”. Ketika kita belajar diwaktu muda maka hasilnya akan nampak dan jelas seperti menorehkan benda tajam diatas batu akan tergambar hasilnya namun jika belajar setelah dewasa laksana menulis diatas air sekeras apapun kita berusaha tak kan nampak hasil dari pemblajaran itu. Jadi mari kita bentuk generasi muda yang pintar dan mengerti akan al-qur’an.
Untuk tenaga pengajar di tanggung jawabkan kepada kami sendiri selaku tim pelaksana serta bekerja sama dengan Ainiah Abdullah, Lc. Mahasiswi pasca sarjana UINSU Medan sebagai tenaga pengajar. Yang menyelesaikan S1 nya di mesir serta seorang penghafal Al-qur’an.
disini kami ingin memanfaatkan blog kami sebagai ajang promosi untuk mempromosikan kami selaku penyedia jasa guru ngaji:
bagi yang berminat bisa langsung mendaftarkan diri kepada panitia :
tempat pendaftaran : kampus UINSU fak ilmu sosial pusbinsa lt.2
tgl pendaftaran        : 17 mei- 24 mei 2016
biaya pendaftaran    : Rp.20.000,00/ orang         Atau    
untuk info lebih lanjut bisa langsung menghubungi kami pihak yang bersangkutan
khoirun nadiah         : 082363383261
muhammad hamzah : 082272840021
les seminggu 3 kali jam 15.00 wib-selesai,
kegiatan belajar dilaksanakan di mesjid Ulul Albab PPS UINSU 
SEKIAN Wassalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.






[1][1] Agus Rifai, Perpustakaan Islam: Konsep, Sejarah, dan Kontribusinya dalam Membangun Peradaban Islam Masa Klasik, (Jakarta : Rajawali, 2014), h. 14.
[2][2]  Ibid. h. 14-15.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar